Memajukan dan Mengembangkan Sultra dari Daerah Kabupaten/Kota

Sebentar lagi tahun 2018, dimana momen politik akan dilaksanakan di Sultra yaitu PILGUB SULTRA yang akan memilih pemimpin Sultra (gubernur) untuk masa kepemimpinan 5 tahun ke depan. saatnya kita semua sebagai bagian dari warga Sultra merenung, memikirkan apa yang terbaik buat Sultra 5 tahun kedepan dengan memilih pemimpin yang layak, tepat dan berkualitas untuk memimpin Sultra ke arah yang lebih baik, maju dan berkembang.
Begitu banyak permasalahan di Sultra yang mesti di hadapi dan diselesaikan. Untuk mengelola Sultra memang tidak mudah. Siapapun pemimpinnya akan menghadapi tantangan yang berat. Dengan segudang persoalan. Jumlah wilayah yang besar yang tersebar mulai dari wilayah daratan sampai kepulauan, beragam suku budaya yang menjadikan Propinsi Sultra sebagai daerah besar sekaligus kompleks. Namun bukan berarti kompleksitas tersebut tidak bisa disederhanakan untuk diurai dan diatasi. Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa perlu cara yang tidak biasa juga. Inilah nasehat bijak yang sering kita dengar. Cara yang tidak biasa inilah yang Sultra perlukan.
Cara-cara mengurai persoalan yang selama ini digunakan apabila tidak terbukti membawa perbaikan yang signifikan perlu ditambah dengan cara-cara yang tidak biasa. Sederhana saja. Dengan wilayah Sultra yang besar, keanekaragaman dan kebhinekaan suku dan budaya, pemimpin Sultra mendatang sebaiknya mulai fokus memikirkan bagaimana memajukan daerah dimulai dari Kabupaten/kota. Pandangan sempit harus dikesampingkan. Belajar dari daerah lain, pemerintahan Sultra yang baru nantinya harus mampu memajukan Sultra, dengan 7 kab/kota di dalamnya yang perlu ditangani dengan menggunakan pola pendekatan baru.
Dengan belajar dari kesuksesan beberapa daerah dalam membangun daerahnya masing-masing. Setiap daerah punya masalah dan potensi yang berbeda. Kepala daerahlah yang mestinya tahu persis apa masalah di daerahnya sekaligus potensi yang dimilikinya. Memang betul, tidak semua kepala daerah mumpuni. Tidak semua cakap dalam memimpin daerahnya. Banyak juga kepala daerah yang masih berorientasi hanya pada kekuasaan dan kekayaan daripada pelayanan untuk kemaslahatan masyarakatnya.
Namun bukan berarti kita tak punya pemimpin yang bagus. Tak sedikit kita mempunyai kepala daerah yang bervisi dalam membangun daerahnya. Sebut saja misalnya; Bu Risma, Pa Ridwan Kami, Arya Bima, dan beberapa daerah lainnya. Para pemimpin daerah ini sukses menjadikan daerahnya maju karena menggunakan cara-cara yang tidak biasa. Mulai dengan menggunakan pendekatan gaya entrepreneur yaitu memimpin daerahnya seperti laiknya memimpin perusahaan yang menekankan pada aspek pelayanan hingga penerapan teknologi informasi yang advance yang pemerintahan di Jakarta pun belum menerapkannya.
Para pemimpin daerah ini sering menyederhanakan birokrasi yang kerap menghambat dalam membuat keputusan. Mereka pemimpin yang egaliter dan tidak berjarak dengan siapa saja termasuk dengan rakyatnya. Serta tak alergi menerima masukan sekaligus kritikan. Mereka bergerak sendiri-sendiri tanpa banyak bergantung kepada pemerintah pusat. Menemukan potensi daerahnya, menerapkan good governance dan berhasil ‘menjual’ daerahnya menjadi tujuan investor.
Akibatnya daerah yang dipimpinnya banyak mengoleksi beragam penghargaan. Namun bukan semata-mata itu tujuannya. Ini lebih pada pemimpin yang mempunyai totalitas membangun daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan pendudukanya sehingga ketika mereka ikut maju lagi pada pemilihan kepala daerah yang berikutnya rata-rata mereka menang mutlak meraih suara mayoritas. Ini menandakan bahwa masyarakat puas dengan kepemimpinanya karena daerahnya menjadi lebih maju dan lebih baik.
Kesuksesan para kepala daerah dalam memajukan daerahnya bisa menjadi inspirasi buat Presiden dalam membangun bangsa ini. Pendekatan pembangunan yang selama ini dari pusat propinsi ke daerah bisa diubah sebaliknya, pembangunan dimulai dari daerah kabupaten.kota. Kalau daerah mulai banyak yang makmur, bangsa ini pelan tapi pasti akan menjadi bangsa yang lebih maju.
Pemimpin Sultra ke depan bersama timnya bisa mengawali pendekatan yang disebut Model Pembangunan dari Daerah dengan mengumpulkan para kepala daerah di sekitar kabupaten atau kotamadya yang berhasil di Sultra. Kemudian minta kepada para bupati/walikota untuk presentasi tentang pembangunan di daerahnya masing masing. Apa kuci suksesnya, apa hambatan, dan lain sebagainya dalam melaksanakan roda pemerintahan dan pembangunan di masing masing daerah.
Kepala daerah yang lain bisa belajar dari kesuksesan dan kegagalan dalam mengembangkan daerah. Kemudian gunbernur minta kepala daerah untuk membuat prioritas program kerja masing-masing daerahnya. Dan yang tak kalah penting para kepala daerah yang lain jangan malu-malu untuk belajar dan bertanya pada kepala daerah yang berhasil.
Dengan demikian, Gubernur selaku pemimpin propinsi bisa memantau perkembangan pembangunan dari masing-masing daerah kabupatenkota. Apabila gubernur fokus dengan pola pendekatan Model Pembangunan dari Daerah ini, tentu akan membawa dampak yang luar biasa terhadap kemajuan Sultra secara menyeluruh. Dan apabila daerah maju, beban pemerintah daerah dan propinsi) dalam mengatasi masalah akan terkurangi secara signifikan.
Cara sederhana seperti ini mungkin tidak dianggap canggih oleh para intelektual atau ekonom lulusan luar negeri. Namun cara sederhana ini telah terbukti memajukan daerah di Pulau Jawa dan Sumatera. kita tidak mesti susah-susah mencari contoh best practices kalau diantara sekian daerah kabupaten maupun kotamadya kita ternyata berhasil mengatasi masalah di daerahnya sendiri dengan cara yang cerdas dan bijak. Dan cara sederhana yang tidak biasa untuk hasil luar biasa tersebut ternyata sudah dilakukan oleh para pemimpin daerah.