top of page

Model Kepemimpinan Daerah di Era Globalisasi



Salah satu bagian terpenting fungsi kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang mampu menggerakkan pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh kewibawaan, penciptaan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, masyarakat, maupun atasan pimpinan itu sendiri serta efektifitas dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya.


Era globalisasi yang ditandai dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar daerah, bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu daerah, negara menjadi semakin sempit.


Informasi antar daerah, negara dengan cepat bisa diakses dan diketahui. Kecepatan penyebaran informasi bisa dikatakan melebihi kecepatan cahaya. Internet dan media televisi menjadi pemain utama, karena kecepatannya melebihi media cetak. Mbah “Google” sebagai gudang informasi yang hampir bisa menyediakan semua kebutuhan pencari informasi dari seluruh penjuru dunia menjadi pemain inti. Luar biasa memang kemajuan informasi melalui teknologi terkini.


Dalam kondisi seperti ini, kepemimpinan menjadi hal yang sangat penting bahkan menentukan dalam pencapaian suatu tujuan organisasi, untuk mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai tujuan. Kompetensi kepemimpinan sesuai dengan jenjang struktur birokrasi dalam era globalisasi yaitu kepemimpinan visioner, kepemimpinan strategis, kepemimpinan taktikal dan kepemimpinan operasional.


Kepemimpinan dalam organisasi pemerintahan merupakan salah satu bagian terpenting fungsi manajemen untuk mempengaruhi dan menggerakkan seluruh komponen organisasi guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Proses ini dilakukan dengan memotivasi perilaku pegawai untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya, dan hal ini berkaitan erat dengan motivasi.


Keberhasilan seorang pemimpin menggerakkan pegawai dan masyarakatnya dalam mencapai tujuan organisasi pemerintahannya sangat dipengaruhi oleh kewibawaan, penciptaan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, komunitas, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri serta efektifitas dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya.


Pemimpin bukan sekedar jabatan dan kekuasaaan serta kewenangan yang diperoleh, melainkan suatua amanah dan pengabdiaan untuk seluruh yang di pimpinnya. Peran kepemimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi memegang peran yang sangat vital karena pemimpin adalah penggerak kelompok dalam organisasi untuk mendorong dan membantu serta memotivasi untuk bekerja optimal mencapai tujuan.


Peran pemimpin tentunya harus didukung oleh pemimpin tingkat dibawahnya dalam merencanakan dan mengorganisasikan seluruh sumber daya organisasi secara optimal. Saat ini, Indonesia dihadapkan pada arus globalisasi yang tak terbendung yang merasuk dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat baik ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan kemananan. Akibat dari tekanan globalisasi ini menimbulkan banyak perubahan yang sangat berpengaruh dalam setiap elemen kehidupan masyarakat baik sebagai individu maupun organisasi. Oleh karena itu yang menjadi permasalahan ditinjau dari perspektif kesiapan sumber daya manusia adalah apakah kita mampu menjawab tantangan globalisasi atau kita akan tenggelam didalamnya.


Salah satu faktor yang sangat penting dalam menghadapi tantangan glabalisasi adalah masalah kepemimpinan yang mempunyai peran besar dalam mempengaruhi, memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk menghadapi tantangan sehingga efek globalisasi akan memberikan hal-hal yang positif bagi kehidupan bangsa.


Bagaimana kepemimpinan sebuah organisasi birokrasi sebagai bagian atau salah satu elemen dalam kehidupan bernegara, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan pelayanan kepada masyarakat dan stakeholders. Fungsi kepemimpinan dalam organisasi birokrasi yang sukses menjadi faktor penentu berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan dan sasaran, hal ini juga berkaitan dengan perilaku organisasi dan terutama dalam aspek sumber daya manusia. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan memerlukan fungsi kepemimpinan untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan orang-orang yang ada didalamnya.


Di era saat ini atau yang lebih kita kenal dengan era globalisasi banyak hal yang perlu diperhatikan., khususnya bagi pemimpin daerah. Langkah yang diambil harus tepat dan tidak gegabah demi menjaga stabilitas dan pembangunan di daerah. Disinilah peran pemimpin dibutuhkan. Pemimpin harus bisa memfilter dengan cepat perubahan yang terjadi. Perubahan akan membawa dua hal, yaitu kebaikan dan keburukan. Tergantung dari mana pemimpin melihat perubahan itu sendiri. Kemampuan memenej perubahan sangat dibutuhkan.


Era globalisasi ini akan terasa sangat berat ketika Indonesia belum siap dalam berpolitk dan berdemokrasi dengan baik. Menurut Azizy (2007: 4) krisis multidemensi itu tampak menyerupai lingkaran setan (vicious crises). Jika diuraikan lingkaran setan ini mencakup hampir seluruh dimensi kehidupan bangsa dan bahkan mencapai tingkat paling mengerikan, yakni terjadinya krisis kemanusiaan yang meliputi: 1) krisis moral dan etika, 2) krisis hukum, 3) krisis moneter, 4) krisis ekonomi, 5) krisis kepercayaan antar elite, 6) krisis politk, 7) krisis kepercayaan dikalangan masyarakat, dan 8) krisis kemanusian atau krisis moral bangsa.

Peran pemimpin sangat dibutuhkan untuk bisa menghadapi dan memenangkan perubahan. Pemimpin disini harus bisa menghadapi tetapi harus tetap bisa mempertahankan nilai-nilai dasar yang ada di Indonesia. Tugas pemimpin di era globalisasi ini sangat berat.


Kualitas dari kepemimpinan di daerah masih jauh dari harapan. Banyak kritik dari berbagai pihak, baik dari kalangan elite maupun awam. Sistem produksi dan suksesi pemimpin daerah juga masih banyak terdapat pokok-pokok persoalan yang ditemukan. Pokok persoalan itu berupa, pertama, rendahnya integritas moral dan etika kepemimpinan. Kedua, rendahnya komitmen pemimpin untuk mewujudkan pemilukada yang berkualitas. Ketiga, kurangnya legitimasi pemimpin, dan empat, lemahnya manajemen penyelengaraan pemilukada.


Persoalan tersebutlah menjadikan masyarakat banyak yang pesimistis dalam menghadapi pemilukada 2018. KPU sebagai lembaga independen penyelenggara pemilu dinilai masih belum mampu memperlihatkan hasil yang memuaskan. Masih banyak kelemahan, mulai dari DPT sampai sistem yang dilakukan. Itulah yang menyebabkan pemimpin yang dihasilkan dari kualitas masih sangat “less”, sehingga pemimpin belum bisa menghadapi era globalisasi dengan baik.


Seharusnya pemimpin daerah yang akan dihasilkan dari pemilukada adalah pemimpin yang berkualitas. Berkualitas dalam artian bisa menghadapi perubahan dan bisa mempertahankan ciri khas daerah, khususnya adat istiadat dan budaya yang sudah terbentuk dari zaman dulu.


Pemimpin global yang dibutuhkan memiliki pemikiran yang visioner tanpa meninggalkan karakter bangsa Indonesia yang ada dalam Pancasila dan UUD 1945. Perubahan yang dilakukan harus tetap berpijak pada Pancasila dan UUD 1945, dan kearifan lokal daerah, sehingga perubahan ini bisa mengarah kepada perubahan yang dibutuhkan. Bukan perubahan yang tidak memiliki arah dan malah memperlemah nilai kearifan lokal dan karakter bangsa ini. Globalisasi akan bisa kita lalui dengan sukses dan berhasil dengan cara tersebut.


Semoga Sultra lebih baik di masa datang. Harapan kita semua, Pilgub Sulta 2018. Dapat Melahirkan Pemimpin Berkualitas untuk SULTRA yang lebih maju dan berkembang.

 

Sulawesi Tenggara, Indonesia

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2017 by Sultra Bersatu

bottom of page