Pemimpin Berkualitas, Bermoral, dan Bermartabat Harapan Rakyat Sultra

Pesta demokrasi serentak Jilid III dimulai tahun 2018, tepatnya tanggal 26 Juni 2018, beberapa daerah di Indonesia akan memilih kepala daerah (provinsi,kabupaten/kota) yang disebut pemilukada. Lantas masih semangatkah masyarakat menunaikan hak pilihnya, atau menjadi golput? apakah mereka sudah enggan dalam menggunakan hak politiknya? apakah kepercayaan mereka terhadap pemimpin di Indonesia menipis? Semua menjadi pertanyaan mendasar jelang pilkada serentaj Jilid III.
Sultra Bersatu mewakili masyarakat Sultra, mengaspirasikan opini demi Sultra dan Indonesia yang lebih baik di masa datang kini dan tentu saja untuk yang akan datang.
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kelebihan dan mampu memimpin orang-orang dibawahnya dalam melakukan suatu aktivitas tertentu, lantas apakah kriteria seorang pemimpin untuk Sultra? Pemimpin Berkualitas tentunya. Siapakah dia? Masyarakat Sultra yang akan menjawabnya ....,???!!!!?!?!
Kualitas adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat maupun dihitung namun dapat dirasakan. Ya, pemimpin haruslah mempunyai kualitas, kualitas dari segi cara memimpin dan kualitas pribadi seorang pemimpin itu sendiri. Kualitas itu sendiri muncul dari diri seorang pemimpin dalam merepresentasikan seni memimpinnya. Pemimpin harus berilmu, senantiasa belajar, dan memahami filosofi kehidupan yang sesungguhnya.
Oleh karena itu menjadi seorang pemimpin bukan sekedar seseorang yang bergelar dan dimana ia telah menempuh pendidikan, namun pemimpin yang mampu mencari solusi di setiap permasalahan, mendedikasikan dirinya untuk bangsa dan negara, mampu memahami hati rakyat, memajukan dan mempertahankan prestasi daerah dan bangsa bukan merusaknya, tahu bagaimana cara menghargai rakyat yang dipimpinnya, memiliki pemikiran-pemikiran cerdas dan merealisasikannya, dan pemimpin yang tahu apa yang diinginkan rakyat serta apa yang tidak diinginkan rakyat. Kualitas seorang pemimpin diukur dari kepuasan hati rakyat yang sudah dipimpinnya.
Kualitas pemimpin tidak diukur dari citra yang dia buat sendiri, namun citra dari seorang pemimpin muncul seiring mampukah dia memimpin rakyat Sultra yang beranekaragam budaya, adat istiadat, dan suku ini. Sultra memerlukan pemimpin yang berkualitas, bukan pemimpin yang ala kadarnya, Sultra ini memerlukan sosok pemimpin yang memiliki jiwa nasionalisme, dedikasi untuk negeri dan berkeinginan penuh mewujudkan cita-cita bangsa yang telah lama dinanti yaitu meningkatkan dan memajukan Indonesia dari daerah.
Pemimpin bermoral. Apakah gunanya ilmu tanpa moral? Seorang pemimpin adalah panutan bagi setiap yang dipimpinnya, maka dari itu seorang pemimin harus bertindak positif, berbudi luhur, dan beretika baik inilah yang disebut dengan kualitas diri seorang pemimpin, yaitu moral. Terkadang tak terpikir di benak kita saat berpikir tentang kriteria pemimpin ideal. Perilaku yang sesuai dengan cita-cita luhur pancasila harus tercermin dalam diri seorang pemimpin, perbuatan baik sesama manusia dengan manusia, lingkungan yang mempengaruhi sifat, pemikiran dan etika, kemampuan menilai sikap sosial yaitu baik atau buruknya, kepekaan terhadap norma masyarakat, dan taat terhadap aturan, hukum dan konstitusi negara.
Pemimpin yang bermoral erat kaitannya dengan jiwa spriritualnya, jika dalam dirinya menanamkan “ketuhanan” dan berpegang erat pada landasan agama lantas akan menghidupkan hati nurani dan ketakutan akan dosa, sehingga seorang pemimpin enggan melakukan praktik tak terpuji yang bisa saja merugikan negara dan masyarakat pada umumnya. Sebagaimana masyarakat tahu bahwa politik bermakna negatif, pemimpin tersebut harus mampu menghapus pemikiran masyarakat bahwa politik itu kotor, buruk dan korup namun politik itu adalah cara seseorang dalam memperoleh kekuasaan dan mempertahankannya guna untuk mewujudkan harapan serta impian rakyat yang belum terwujud, dengan cara positif.
Pemimpin yang bermartabat. Pemimpin yang tidak mau Sultra direndahkan dihadapan daerah lainnya di Indonesia dan kancah dunia. Pemimpin yang memiliki kepercayaan diri bahwa dirinya adalah harapan masyarakat. Pemimpin dalam keadaan terhormat, akan menjadi panutan bagi rakyat dan tidak dianggap sebelah mata oleh daerah lain, pemimpin yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi akan selalu menjaga amanah rakyat yang diembannya dan bekerja ikhlas demi rakyat, dengan kedudukan pemimpin yang bermartabat tidak akan bersikap semena-mena serta akan dihargai oleh rakyatnya.
Saat ini Sultra memerlukan sosok pemimpin yang menjadi pewujud harapan rakyat, pengayom mereka dan mampu mewujudkan Sultra lebih baik, baik secara kepengurusan internal maupun hasil kerja nyata selama masa bertugas. Pemimpin ideal harus mampu bekerja sama dengan jajaran kepengurusan dalam menjalankan tugas yang diemban. Dengan diselenggrakannya pemilukad serentak Jilid III tahun 2018, Harapan akan datangnya pemimpin ideal tentu saja haruslah menjadi kenyataan.
Mari bersama dan bersatu .., sukseskan Pemilukada serentak 2018, khususnya PILGUB SULTRA 2018. Menjadi pemilih cerdas, memilih pemimpin berkualitas untuk Sultra yang lebih maju dan berkembang.